Google

28 Juni, 2008

PENGALAMAN LUCU

Pesan Es Jeruk
Pada suatu hari,saya dan teman saya sedang memesan makanan di sebuah daerah di Jogjakarta.

Pedagang: "Mas,mau minum apa?"
Teman saya: "Saya mau es jeruk mas!"
Pedagang: "Maaf mas,es-nya habis!"
Teman saya:"Oh,kalau begitu es jeruk saja!"
Pedagang: "???!!!"
Saya: "Geerrrrrr!!!!!!"(Spontan)
Menunggu Giliran Nyanyi di SD
Pengalaman SD yang tidak terlupakan...

Suatu kali saat kelas 5 SD ada pelajaran kesenian. Pas waktu itu giliran semua anak satu persatu disuruh menyanyi didepan kelas (memalukan buat yang punya suara fals ato pas-pas-an). Masing-masing anak sudah menunggu dengan waswas atau antusias untuk dipanggil guru kedepan kelas untuk menyanyi dan untuk itu sudah menyiapkan 1 lagu andalan yang bakal dibawakan.

Saat saya menunggu dengan deg-degan saya mendengar nama saya dipanggil. Akhirnya saya maju dan menyanyi dengan suara yang fals dan parau (suara asli ditambah rasa gugup). Saat menyanyi saya melihat semua mata tertuju kearah saya dengan tatapan bingung, sehingga saya lebih gugup lagi...

Sehabis menyayi saya langsung balik ketempat duduk. Tapi kemudian baru saya sadar setelah pak guru berkata,




Perasaan tadi saya belum manggil nama kamu deh...saya cuma ngomong BERIKUT..."

O... O... that's explains why all of them just look me in a different way...!! ...what a day... !!

Note: back to the days in 1985an
SD Katolik Siti Fatima - Gorontalo
PAk Guru : Engku Johan...
Apes Main Volly
Apes Main Voli

Kejadian ini perlangsung pada ketika saya masih kelas 3 SMA...

Saya mengikuti ekstra kurikuler voli. Tim kami berlatih setiap hari Selasa dan Kamis walaupun pelatih kami sering bolos masuk. Hehehe...

Suatu saat kami satu tim sedang malas ganti baju olah raga, sehingga kami mengenakan pakaian seragam (putih abu-abu) untuk berlatih voli dan kebetulan pelatih kami sedang bolos (waduh...)...

Kami bermain voli di lapangan terbuka tanpa keseriusan. Ditengah-tengah asiknya bermain voli, salah seorang temen kami yang berinisial "G" berkata, "Ahhh... sialan!!!" Sambil berjalan keluar lapangan...

Serentak saya bertanya,"Ada apa sih...??? Ayo kembali ke posisi!!!".

Sambil mengangkat baju seragamnya si "G" berkata, "Gua diberakin burung!!!"

"Huahahaha..."

Kami melihat ada "ta*" burung di lengan bajunya...

Setelah membuka baju si "G" masuk ke lapangan sambil membawa sapu dan mengadah ke langit, "Kurang aja!!! Sini Lo kalo berani!!!"

"Wakakaka..." :D
Salah Menyapa Orang
Kami tinggal di Perkebunan yang jaraknya jauh dari kota dan keramaian. Malam minggu memang senang rasanya bagi muda mudi, apalagi malam tersebut ada hiburan, kami jalan kaki pergi nonton, tidak begitu jauh dari tempat hiburan aku sendirian jalan paling muka sedangkan teman aku dua orang cewek berada dibelakang ku.

Kerana jalan yang remang-remang tiba-tiba datang cewek merangkul tanganku terus dia bilang,

"Mas, kalo nanti si Udin datang, jangan kasih tahu kalau aku disini ya?"

Sementara teman aku yang di belakang mikir di depan kita aja udah berani sama cewek lain apa lagi di belakang kita gimana itu ?

Sementara aku diam saja. Karena aku diam, si cewek tadi melihat wajah aku dan spontan teriak dan menjerit dan terus berlari rupanya dianya salah alamat alias salah orang.
Kenapa Kamu Ikutan Lari?
Ketika masih duduk di bangku SMA Negeri 3 Solo aku punya pengalaman lucu. Bersama seorang teman sekelas aku pulang dari lapangan sepakbola. Di perjalanan, entah siapa dulu yang mulai, kami mulai berdebat tentang siapa yang dapat berlari lebih cepat. Karena kami berdua tidak ada yang mau kalah akhirnya kami memutuskan untuk mengujinya dengan berlari sejauh satu blok (sekitar 100 meter). Kebetulan saat itu sekitar pukul empat sore dan kondisi perumahan itu sangat sepi.

Dalam hitungan ketiga, aku dan temanku langsung berlari "sprint" secepat mungkin. Ternyata kami berdua seimbang.

Beberapa meter dari ujung blok (yang menjadi garis finish kami) tiba-tiba seorang tukang becak yang biasa mangkal di blok situ berlari mengejar kami berdua. Tukang becak itu berlari sangat kencang hanya beberapa meter di belakang kami.

Meski bingung kenapa tukang becak itu mengejar kami berdua, kami berusaha berlari sekencang mungkin karena takut. Aku sudah tidak sempat berpikir dan saking gugupnya aku terus berlari hingga lima blok bersama sahabatku tadi. Tukang becak itu cukup kuat karena dia terus menempel kami berdua. Meski napasku sudah ngos-ngosan aku tetap berlari saking takutnya. Melewati blok keenam kami berdua sudah tidak kuat lagi berlari.

Akhirnya di perempatan sebuah jalan kecil kami berdua berhenti sambil menghela napas yang ngos-ngosan. Beberapa detik kemudian tukang becak itu juga sampai di tempat kami dan dia juga berhenti dengan napas tersengal-sengal.

Kami bertiga terdiam selama beberapa saat. Akhirnya, setelah agak tenang, dengan heran aku tanya ke tukang becak itu, "Mas, kenapa tadi mengejar-ngejar kami?"

Tukang becak itu sempat bingung. Namun kemudian dia menjawab dengan Bahasa Jawa yang kaku, "Lha koe wong loro mlayu ok aku yo melu, lha tak kiro nek ono opo ngono..." (Tadi saya melihat kalian berdua berlari cepat sekali, saya kira ada apa-apa jadi saya ikut lari juga...)
Pengalaman Memeriksakan Urine
Umurku 13 tahun ketika itu, aku masih bekerja paruh waktu di salah satu perusahaan tas (home industri) di kota Gresik, sampai akhirnya aku disuruh oleh bos perempuanku untuk memeriksakan urine di sebuah puskesmas untuk diketahui positif ataukah tidak.

Sesampainya di puskesmas aku menyodorkan sample urine kepada seorang suster dan memeriksanya dan hasilnya positif.

Sambil menunjukkan mimik gembira si suster memberiku selamat atas kehadiran putra pertamanya. Aku jadi bingung, masak anak sekecil ini sudah kelihatan sperti Bapak-Bapak.

Dalam perjalanan pulang tidak henti-hentinya hati ini tersenyum, ah…. Sudahlah. Sampai akhirnya tiba juga saya pulang kerumah bos, sambil menyodorkan hasil pemeriksaan tersebut saya juga mengambil sisa urine dalam wadah botol yang dari tadi memang saya taruh dalam saku baju, alamak!!! Ternyata cairan urine sudah habis tumpah memenuhi bajuku. Bau sekali.
Keluarga Cum Laude
Saat istriku diwisuda, orangtua dan mertuaku ikut menghadiri acara tersebut. Setelah rektor selesai mewisuda para wisudawan, dia berkata, "Saya persilakan para Cum Laude untuk berdiri!"

Mertuaku yang melihat para Cum Laude tersebut memandang dengan penuh keheranan dan spontan berkata dengan suara keras, "Wow! Keluarga Cum Laude anaknya banyak banget ya!"



1 komentar:

infogue mengatakan...

Artikel di blog ini bagus-bagus dan berguna bagi para pembaca. Anda bisa lebih mempromosikan artikel Anda di infoGue.com dan jadikan artikel Anda Topik yang terbaik bagi para pembaca di seluruh Indonesia.Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://humor.infogue.com/pengalaman_lucu

FOTO SAYA

KAMI MEMBELI LIMBAH PALSTIK DGN HARGA TINGGI HUB BPK DEBY NIRWANTO TELP 021 99945082 ATAU 021 4210864
TIGA PUTRA MOTOR Menerima servis semua jenis motor Perusahaan atau PT dg sistem pembayaran bulanan, jl sumur batu no 8 kemayoran jakpus -021 4210864/cabang Jl.Sungai Bambu. Priok Jak-ut
Belajar membuat website » Membuat website itu sangatlah mudah, dapatkan panduannya di sini ! ditunjang berbagai software & full support. daftar segera !! http://www.resepbisnis.com/?id=rohman